Menu Tutup

Aspek Ekonomi dan Sosial dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek Ekonomi dan Sosial dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek Ekonomi dan Sosial dalam Studi Kelayakan Bisnis – Dalam studi kelayakan bisnis, aspek ekonomi dan sosial menjadi hal yang penting dilihat. Hal tersebut untuk mengetahui pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya di bidang perekonomian masyarakat tempatan dan bidang sosial kemasyarakatan.

Setiap usaha yang dijalankan memiliki dampak positif dan negatif bagi banyak pihak.

Bagi masyarakat, ditinjau dari aspek ekonomi dengan adanya investasi dapat memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah, akan memberikan pemasukan berupa pendapatan.

Dalam Aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah keberadaan suatu proyek atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau bahkan sebaliknya.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam aspek ekonomi dan sosial dalam studi kelayakan bisnis:

Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi berkaitan dengan faktor-faktor seperti permintaan pasar, potensi pendapatan, biaya produksi, persaingan, dan potensi keuntungan. Dalam studi kelayakan bisnis, perlu dilakukan analisis pasar untuk mengetahui apakah ada permintaan yang cukup untuk produk atau jasa yang ditawarkan oleh bisnis tersebut.

Selain itu, analisis biaya produksi juga penting untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan keuntungan yang potensial.

Aspek Sosial

Aspek sosial melibatkan faktor-faktor seperti dampak terhadap lingkungan, keterlibatan masyarakat, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam studi kelayakan bisnis, perlu dilakukan analisis dampak lingkungan untuk memastikan bahwa bisnis tersebut tidak merusak lingkungan sekitar dan memenuhi standar lingkungan yang berlaku. Selain itu, keterlibatan masyarakat juga penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan konsumen dan pihak-pihak terkait lainnya.

Keterkaitan antara Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek ekonomi dan sosial dalam studi kelayakan bisnis saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Bisnis yang berhasil secara ekonomi dapat memberikan manfaat sosial, seperti menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sebaliknya, bisnis yang merusak lingkungan atau melanggar hak asasi manusia dapat berdampak negatif pada reputasi perusahaan dan mempengaruhi keberlanjutan bisnis di masa depan.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Dampak dari aspek ekonomi dengan adanya suatu proyek atau usaha, meliputi:

  1. Terbukanya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekaligus mengurangi angka pengangguran.
  2. Tersedianya sarana dan prasarana umum yang nantinya dapat berguna untuk masyarakat banyak juga pemerintah, yakni berupa: jalan raya, listrik, sekolah,masjid dan lain-lain.
  3. Tersedianya beragam produk barang dan jasa di masyarakat, sehingga meningkatkan persaingan dalam menciptakan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menggali, mengatur dan menggunakan ekonomi sumber daya alam melalui:

  1. Penggunaan lahan yang efisien dan efektif;
  2. Peningkatan nilai tambah sumber daya alam;
  3. Membangkitkan lahan tidur.

Meningkatkan perekonomian pemerintah, yaitu:

  1. Menambah peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat;
  2. Pemerataan pendistribusian pendapatan;
  3. Meningkatkan devisa negara;
  4. Memperoleh pendapatan berupa pajak dari sumber-sumber yang dikelola oleh perusahaan.

Pengembangan wilayah:

  1. Meningkatkan pemerataan pembangunan (dengan prioritas daerah tertentu).
  2. Membuka isolasi wilayah dan cakrawala pemikiran masyarakat dengan masuknya pembangunan.

Dampak negatif yang mungkin timbul dari aspek ekonomi:

  1. Eksploitasi sumber daya yang berlebihan.
  2. Masuknya pekerja dari luar yang mengurangi kesempatan atau peluang kerja bagi masyarakat sekitar.

Adapun dampak sosial dengan adanya suatu proyek atau investasi meliputi:

Komponen demografi:

  1. Struktur penduduk;
  2. Tingkat pendapatan penduduk;
  3. Pertumbuhan penduduk;
  4. Tenaga kerja.

Komponen budaya:

  1. Kebudayaan (adat istiadat, nilai dan norma budaya);
  2. Proses sosial;
  3. Warisan budaya;
  4. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan.

Kesehatan masyarakat:

  1. Parameter lingkungan masyarakat yang diperkirakan terdampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan;
  2. Proses dan potensi terjadinya pencemaran;
  3. Potensi munculnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian);
  4. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

Dampak negatif aspek sosial

  1. Perubahan gaya hidup, budaya, adat istiadat dan struktur sosial lainnya;
  2. Meningkatnya kriminalitas.

Pengukuran manfaat ekonomis lebih sulit dibanding pengukuran biaya ekonomis, karena di samping manfaat ekonomis yang diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat diukur dengan satuan moneter, terdapat juga manfaat sekunder yang sulit diukur dengan satuan moneter.

Manfaat sekunder ekonomi yang sulit diukur dengan satuan moneter:

  1. Naiknya tingkat konsumsi masyarakat;
  2. Membantu proses pemerataan pendapatan;
  3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
  4. Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara);
  5. Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan kerja);
  6. Manfaat sosial, budaya dan lain-lain.

Pengukuran manfaat ekonomi lebih sulit dibanding biaya ekonomi, karena:

  1. Beberapa manfaat primer sulit diukur dengan uang;
  2. Kebanyakan manfaat memerlukan perkiraan jangka panjang;
  3. Banyak manfaat yang sifatnya tidak langsung dan dalam perwujudannya perlu proyek tambahan.

Peningkatan Pendapatan Nasional

Apabila suatu investasi bisa meningkatkan pendapatan masyarakat, maka secara otomatis juga akan meningkatkan pendapatan nasional. Artinya dengan adanya investasi, akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan secara nasional dan pendapatan daerah dimana investasi tersebut ada.

Sedangkan untuk menghitung pendapatan nasional dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

  1. Pendekatan Produksi (Production Approach) yaitu nilai keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam satu tahun tertentu. Cara menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan produksi adalah dengan menjumlahkan nilai seluruh barang dan jasa.
  2. Pendekatan Pengeluaran (Ekpenditure Approach) yaitu pendapatan nasional yang dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai golongan masyarakat dalam perekonomian. Pengeluaran yang dimaksud di sini yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, konsumsi dan investasi pemerintah, ekspor-impor.
  3. Pendekatan Pendapatan (Income Approach) yaitu pendapatan nasional yang dihitung dengan menjumlahkan balasan jasa yang diterima oleh faktor produksi. Dalam hal ini yang termasuk dalam jenis pendapatan yaitu gaji dan upah, sewa, bunga, pajak tidak langsung, dan lainnya.

Baca juga:

Bagikan yuk!
Posted in Course