Menu Tutup

Kekuasaan dan Distribusi Wewenang

Kekuasaan dan Distribusi Wewenang

Kekuasaan dan Distribusi Wewenang – Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh kepada orang lain.

Menurut John Brench dan Bertram Raven, lima sumber kekuasaan terdiri dari:

  1. Kekuasaan memaksa (coercive power), kemampuan orang yang mempengaruhi untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi persyaratan.
  2. Kekuasaan menghargai (reward power), kemampuan seseorang untuk memberi penghargaan kepada orang lain untuk melaksanakan perintah atau memenuhi persyaratan prestasi kerja.
  3. Kekuasaan sah (legitimate power), kekuasaan yang ada ketika seseorang bawahan/orang yang dipengaruhi mengakui bahwa pemberi pengaruh berhak untuk mempergunakan pengaruh dalam batas-batas tertentu.
  4. Kekuasaan keahlian (expert power), berdasarkan keyakinan bahwa orang yang tidak mempengaruhi mempunyai keahlian relevan yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi.
  5. Kekuasaan bujukan (referent power), berdasarkan pada keinginan dari orang yang dipengaruhi menjadi seperti atau menyamakan dirinya dengan pemberi pengaruh.

Karakteristik Kunci Menangani Kekuasaan menurut Kotter

Manajer yang berhasil menangani kekuasaan:

  1. Peka terhadap sumber kekuasaan mereka. Mereka menjaga tindakan tetapi konsisten terhadap harapan. Misalnya, mereka tidak mencoba menerapkan keahlian dari suatu bidang dalam bidang lain.
  2. Mengakui perbedaan biaya, risiko, dan manfaat dari lima kekuasaan dasar. Mereka menggunakan dasar kekuasaan mana pun yang sesuai dengan situasi atau orang tertentu.
  3. Menghargai perbedaan bahwa setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan. Mereka mencoba mengembangkan keterampilan dan kredibilitas sehingga dapat menggunakan metode apapun yang paling baik.
  4. Mempunyai sasaran karier yang membuat mereka mengembang dan menggunakan kekuasaannya. Mereka mencari pekerjaan yang akan membina keterampilan mereka, membuat orang merasa bergantung padanya, dan mempergunakan salah satu tipe yang mereka rasa enak untuk dipakai.
  5. Bertindak secara dewasa dan mengembangkan kendali diri. Mereka menghindari menonjolkan kekuasaan secara implusif dan dengan angkuh, dan mereka mencoba untuk untuk tidak bersikap kasar tanpa perlu ada orang-orang di sekitarnya.
  6. Memahami bahwa kekuasaan perlu untuk melaksanakan pekerjaan. Mereka merasa senang menggunakannya.

Wewenang

Wewenang adalah suatu bentuk kekuasaan, sering kali dipergunakan secara lebih luas untuk merujuk kemampuan manusia menggunakannya sebagai hasil dari ciri-ciri pengetahuan atau gelar seperti hakim. Terutama, wewenang formal adalah kekuasaan sah.

Wewenang formal adalah tipe kekuasaan yang kita hubungkan dengan struktur organisasi dan manajemen. Hal itu berdasarkan pengakuan keabsahan usaha manajer untuk menggunakan pengaruh.

Dua pandangan wewenang formal:

  1. Pandangan klasik, wewenang berasal dari tingkat yang amat tinggi dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat.
  2. Pandangan penerimaan. Dasar wewenang terletak dalam diri orang yang dipengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan penataan bahwa tidak semua hukum atau perintah sah dipatuhi dalam semua keadaan. Penerima memutuskan apakah akan menurut atau tidak.

Wewenang Lini, Staf dan Fungsional

Wewenang Lini (Line Authority).

  1. Wewenang manajer yang bertanggung jawab langsung, di seluruh rantai komando organisasi untuk mencapai sasaran organisasi.
  2. Wewenang staf (Staff Authority), wewenang kelompok individu yang menyediakan saran dan jasa kepada manajer lini.
  3. Wewenang Fungsional (Functional Authority), wewenang anggota staf departemen untuk mengendalikan aktivitas departemen lain karena berkaitan dengan tanggung jawab staf spesifik.

Delegasi (Delegation)

Delegasi adalah memberikan wewenang formal kepada orang lain dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas tertentu.

Pendelegasian wewenang oleh manajer kepada karyawan adalah perlu agar organisasi dapat berfungsi secara efisien, karena tidak seorang manajer pun yang dapat menyelesaikan sendiri atau melakukan supervisi menyeluruh terhadap semua hal yang terjadi dalam organisasi.

Mendelegasikan berarti memaksimalkan efektivitas karyawan, mempercepat pengambilan keputusan, dan dapat membuat keputusan yang lebih baik.

Keuntungan dan Kerugian Delegasi

Keuntungan Delegasi:

  • Pendelegasian meringankan beban tugas pendelegasi
  • Organisasi dapat bekerja lebih efisien
  • Manajer dapat memusatkan perhatian pada tugas-tugas prioritas
  • Penerima delegasi dapat lebih mengembangkan kemampuannya
  • Tidak semua manajer mempunyai kemampuan/pengetahuan untuk membuat keputusan.

Hambatan terhadap delegasi

  • Manajer tidak fleksibel untuk mendelegasikan pekerjaan secara efektif
  • Adanya rasa tidak tenteram dan bingung mengenai siapa yang bertanggung jawab untuk tugas spesifik
  • Dengan mendelegasikan wewenang, manajer khawatir akan mengurangi wewenang mereka sendiri
  • Manajer merasa terancam bila hasil kerja karyawan lebih baik
    Beberapa karyawan menghindari tanggung jawab dan risiko.

Sentralisasi dan Desentralisasi

Sentralisasi

Sentralisasi berarti sebagian besar wewenang atau kekuasaan masih dipegang oleh manajer puncak (top manajer). Hanya sebagian kecil saja disebarkan ke seluruh struktur organisasi.

Misalnya: 75% wewenang tetap dipegang oleh manajer puncak, 25% disebarkan ke seluruh struktur organisasi. Sentralisasi di sini bukan sentralisasi mutlak, tetapi relatif. Sentralisasi mutlak berarti seluruh wewenang (100%) tetap dipegang oleh manajer puncak. Tidak ada pendelegasian wewenang.

Desentralisasi

Desentralisasi wewenang berarti sebagian kecil wewenang dipegang oleh manajer puncak, sedangkan sebagian besar kekuasaan menyebar pada seluruh struktur organisasi. Desentralisasi di sini bukan desentralisasi mutlak, tetapi relatif.

Misalnya: 25% wewenang dipegang oleh manajer puncak dan 75% wewenang disebarkan ke seluruh struktur organisasi. Pada desentralisasi mutlak, seluruh wewenang disebarkan pada struktur organisasi, sedangkan manajer puncak tidak mempunyai wewenang untuk memerintah bawahannya.

Keuntungan Desentralisasi

Secara umum keuntungan desentralisasi sama dengan keuntungan delegasi:

  • Melepaskan beban manajemen puncak;
  • Penyempurnaan pengambilan keputusan;
  • Sebagai pelatihan bagi bawahan;
  • Adanya semangat kerja;
  • Inisiatif yang lebih baik pada tingkat bawah;
  • Keluwesan serta kecepatan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan.

Kerugian Desentralisasi

Desentralisasi total tanpa koordinasi dan kepemimpinan dari puncak akan membawa dampak buruk yaitu sewenang-wenang.

Demikian pembahasan kekuasaan dan distribusi wewenang, semoga bermanfaat.

Baca juga:

Bagikan yuk!
Posted in Course