Menu Tutup

Sejarah dan Perkembangan Harga Bitcoin

Sejarah dan Perkembangan Harga Bitcoin

Sejarah dan Perkembangan Harga Bitcoin – Bitcoin adalah cryptocurrency (mata uang digital) yang dikembangkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009 silam. Dari tahun ke tahun, perkembangan harga Bitcoin menjadi perbincangan menarik hampir seluruh masyarakat dunia.

Betapa tidak, harga Bitcoin yang pada awalnya yakni Tahun 2009 tidak mencapai Rp.14.000, tetapi pada November 2021, harga Bitcoin pernah mencapai Rp.990 jutaan.

Mengutip laman Yahoo Finance, Bitcoin merupakan aset cryptocurrency terbaik, bahkan annualized return yang dihasilkan dari Bitcoin ini mencapai 230 persen dari Maret 2011 hingga Maret 2021. Data dari Coin Market Cap, kapitalisasi pasar Bitcoin per 31 Januari 2022 sebesar Rp. 10,072 Triliun. Artikel ini akan menjelaskan sedikit sejarah dan perkembangan harga Bitcoin dari tahun ke tahun.

Sejarah Bitcoin

Mengutip buku yang berjudul “The Bitcoin Genesis”, sejarah Bitcoin pertama kali muncul bulan November 2008. Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa Satoshi Nakamoto merupakan seorang pendiri dari cryptocurrency yang populer ini.

Ketika itu, Satoshi Nakamoto merilis sebuah makalah yang diberi tajuk “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System.” Namun, makalahnya tersebut justru membuat orang-orang bertambah bingung dengan Bitcoin dan bagaimana cara menggunakannya.

Akhirnya, usai masa percobaan, di tahun 2009 Satoshi merilis Bitcoin di komunitas internet yang dapat digunakan untuk pembayaran secara anonim. Karena hal itulah, maka popularitas Bitcoin semakin meningkat dan sampai pada akhirnya menjadi besar seperti sekarang ini.

Pada tahun 2009, nilai tukar Bitcoin belum seperti sekarang ini. Saat itu, sistem yang ada pada Bitcoin hanya merupakan catatan pada Blockchain. Selanjutnya di awal tahun 2010 muncul bursa pertama kali yang membuka perdagangan Bitcoin secara terstruktur.

Cara Kerja Bitcoin

Prinsipnya, setiap Bitcoin adalah file komputer yang disimpan dalam sebuah aplikasi “dompet digital” yang ada pada komputer atau smartphone.

Setiap orang dapat mengirim Bitcoin ke dompet digital milik orang lain. Setiap transaksi jual-beli Bitcoin semuanya akan tercatat dalam daftar publik di Blockchain.

Teknologi Blockchain memungkinkan untuk melacak setiap transaksi dan sejarah Bitcoin untuk menghentikan orang-orang dari membelanjakan koin yang tidak mereka miliki, membuat salinan, atau membatalkan transaksi.

Daya Tarik Bitcoin

Tidak sedikit orang yang suka terhadap Bitcoin karena nilai mata uang digital ini tidak dikendalikan oleh pemerintah setempat ataupun bank. Lebih dari itu, pengguna juga dapat menggunakan Bitcoin mereka secara anonim. Kendati demikian, setiap transaksi yang mereka lakukan akan tetap tercatat pada blockchain.

Tidak akan ada yang tahu nomor rekening Bitcoin seseorang, asalkan pemilik tidak memberitahukannya kepada calon penerima atau pihak lain.

Salah satu influencer Amerika, Elon Musk adalah penggemar dan pendukung besar Bitcoin. Bahkan, orang terkaya di dunia ini juga mengubah bio Twitter-nya menjadi #bitcoin.

Belakangan ini, Elon Musk sering menunjukkan keberpihakannya kepada mata uang online itu. Bahkan, Elon Musk dipercaya mampu membuat pergerakan besar dalam nilai Bitcoin. Dukungan yang diberikan Elon Musk kepada Bitcoin ini, menyebabkan nilai Bitcoin meningkat secara signifikan.

Perkembangan Harga Bitcoin

Sejak Bitcoin diluncurkan, aset digital ini telah mengalami perkembangan harga yang sangat signifikan. Berikut perkembangan harga Bitcoin dari tahun ke tahun.

Tahun 2009

Pertama kali Bitcoin dirilis ke publik pada tahun 2009, harganya adalah $0. Harga tersebut merupakan harga perkenalan di awal oleh Satoshi karena saat itu, belum banyak yang tertarik, bahkan mengenal Bitcoin.

2010-2012

Menginjak satu tahun rilis, akhirnya mulai ada investor-investor yang tertarik dengan Bitcoin serta melakukan aktivitas jual-beli Bitcoin dengan harga di bawah 1 sen.

Meski semikian, pergerakan harga Bitcoin terlihat fluktuatif, hingga pada tahun 2011, Bitcoin berhasil mendapatkan harga $1.

Selama tahun 2011, pergerakan harga Bitcoin terbilang baik. Bahkan, pada Juni 2011, nilai Bitcoin meroket hingga 3.200 %.

Namun, peningkatan harga Bitcoin tidak berlangsung lama dan mengalami penurunan setelah tren selama dua bulan. Harga Bitcoin pada bulan November 2011 turun kembali di angka $2.

Perkembangan harga Bitcoin saat itu berjalan lambat, baru kemudian pada bulan Mei hingga Agustus 2012, harga Bitcoin meningkat dari awalnya $4.8 menjadi $13.20.

2012-2016

Lalu di tahun berikutnya, Bitcoin mengalami dua kali bubble prices. Istilah ini bisa juga disebut sebagai gelembung ekonomi atau gelembung keuangan yang berarti perdagangan dalam volume besar dengan harga yang berbeda dengan nilai intrinsiknya (Wikipedia).

Bitcoin pertama kali mengalami gelembung ekonomi pada bulan April, ketika Bitcoin memiliki nilai sebesar $220 dan kemudian turun hingga $70 dalam dua pekan.

Kemudian gelembung ekonomi kedua terjadi pada akhir tahun 2013. Saat itu, harga Bitcoin meroket hingga mencapai $1.156, tetapi tiga hari setelahnya nilai Bitcoin turun kembali hingga $760.

Pasca kejadian dua bubble prices ini, perkembangan harga Bitcoin semakin menurun dan bahkan menyentuh harga terendah mereka, $315 pada awal tahun 2015.

2017-2019

Setelah melewati masa reli panjang penurunan harga di tahun 2016, akhirnya nilai harga Bitcoin kembali meningkat ke harga $20.089 pada Desember 2017.

Menurut Profesor Keuangan Universitas Texas yang bernama John Griffin, peristiwa tersebut dapat terjadi karena adanya manipulasi harga lewat perdagangan volume besar.

Ia bersama asisten Profesor Negara Bagian Ohio juga memeriksa jutaan transaksi jual-beli cryptocurrency di bursa perdagangan kripto Bitfinex. Dalam makalahnya, Griffin mengungkapkan bagaimana Bitcoin kembali stabil berkat manipulasi harga cryptocurrency.

2020-2022

Memasuki tahun 2020 hingga 2021, banyak sektor ekonomi dan bisnis global mengalami kelesuan akibat pandemi COVID-19. Seperti kita tahu bahwa perekonomian global pada saat ini terbilang sangat terpuruk. Bahkan karena pandemi ini tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK massal dan bahkan tidak sedikit pula yang akgirnya gulung tikar.

Di sisi lain, ternyata cryptocurrency mengalami kejayaan dan sangat aktif. Meskipun industri ini telah melewati pemeriksaan, crypto akhirnya mengalami rebound dan mendapat kebanjiran transaksi jual-beli crypto oleh para investor dan trader dari seluruh dunia.

Dari sinilah, perkembangan harga Bitcoin dari tahun 2020 hingga tahun 2021 menjadi lebih baik. Kemudian pada akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021, peningkatan harga Bitcoin berhasil mencapai 224%. Lalu dalam dua bulan berikutnya, Bitcoin berhasil mencapai harga tertinggi, yaitu $60.000. Tidak berhenti sampai di situ, di saat industri lain sedang mengalami kelesuan, Bitcoin berhasil mencapai harga tertinggi di harga Rp.987 juta pada 10 November 2021.

Memasuki tahun 2022, Harga Bitcoin kembali melemah. Saat tulisan ini diterbitkan, harganya sebesar Rp. 534 juta.

Masa Depan Bitcoin

Saya tentu saja tidak bisa dengan pasti meramalkan masa depan Bitcoin. Namun, sebagai salah satu kripto yang paling dikenal dan diperdagangkan di seluruh dunia, Bitcoin memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Beberapa faktor yang mungkin memengaruhi masa depan Bitcoin termasuk:

  1. Adopsi oleh perusahaan besar: Saat ini, beberapa perusahaan besar seperti Tesla dan PayPal telah memulai mengadopsi Bitcoin sebagai salah satu bentuk pembayaran. Jika adopsi semacam ini terus berlanjut dan semakin banyak perusahaan besar yang menerima Bitcoin sebagai pembayaran, ini dapat membantu meningkatkan nilai Bitcoin.
  2. Regulasi: Regulasi dapat memainkan peran penting dalam menentukan arah masa depan Bitcoin. Jika pemerintah negara-negara besar memutuskan untuk membatasi atau melarang penggunaan Bitcoin, ini dapat mempengaruhi nilai dan adopsi Bitcoin secara keseluruhan.
  3. Teknologi: Sebagai teknologi yang relatif baru, Bitcoin masih terus mengalami pengembangan dan peningkatan. Jika para pengembang terus bekerja pada meningkatkan keamanan, skalabilitas, dan fungsionalitas Bitcoin, ini dapat membantu meningkatkan nilai dan adopsi Bitcoin.
  4. Persaingan dari kripto lainnya: Bitcoin saat ini masih menjadi kripto terbesar dan paling dikenal, namun terdapat banyak kripto lainnya yang terus berkembang dan menawarkan fitur yang lebih unggul. Jika kripto-kripto ini terus meningkatkan popularitas dan adopsi, ini dapat mempengaruhi nilai dan adopsi Bitcoin.

Sekali lagi, masa depan Bitcoin tidak dapat diprediksi secara pasti. Namun, adopsi oleh perusahaan besar, regulasi, teknologi, dan persaingan dari kripto lainnya adalah beberapa faktor yang mungkin memengaruhi nilai dan adopsi Bitcoin di masa depan.

Disklaimer: Tulisan di atas tidak dimaksudkan untuk memengaruhi keputusan Anda untuk membeli atau menjual Bitcoin, atau aset kripto lainnya. Tindakan yang Anda lakukan dalam melakukan perdagangan aset kripto sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi Anda. Tetaplah melakukan riset secara komprehensif sebelum mengambil keputusan dalam perdagangan aset kripto.

Baca juga:

Bagikan yuk!
Posted in Info

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *