Menu Tutup

Uang dalam Masyarakat Postmodern

Uang dalam Masyarakat Postmodern

Uang dalam Masyarakat Postmodern – Masyarakat postmodern, ditandai dengan revolusi besar-besaran dan berkelanjutan dalam teknologi, terutama teknologi informatika.

Gelombang informatika, telah mampu menyapu hambatan-hambatan yang berkenaan dengan ruang dan waktu, sehingga menghantarkan masyarakat dunia pada suatu keadaan dimana setiap orang dapat tahu dalam seketika tentang informasi yang terjadi di sebelah lain dari bumi yang ditempati.

Dalam masyarakat postmodern, uang masih tetap mempunyai tiga ciri, yakni sebagai alat pembayaran, standar, dan sarana pertukaran.

Perbedaan uang yang digunakan antara masyarakat modern dan postmodern uang bukan hanya dalam bentuk tunai, seperti uang kertas atau logam, tetapi ia telah berkembang dalam secarik kertas atau kartu elektronik, dan seterusnya yang berhubungan dengan perkembangan teknologi informasi (Damsar, 2006).

Dalam dunia keuangan, gelombang informatika juga telah menyatukan dan memudahkan masyarakat dunia pemakai jasa perbankan. Dalam masyarakat ini, penggunaan uang tunai tidak lagi mendominasi pembayaran terhadap suatu transaksi.

Berikut dibahas tentang beberapa sarana pembayaran dalam masyarakat postmodern.

Tabungan Online dan ATM (Automatic Teller Machine)

Tabungan online bukan merupakan sarana pembayaran langsung dari pembeli atau pemakai jasa kepada penjual atau penyedia jasa, tetapi sebagai sarana untuk menyimpan dan mengambil uang langsung kepada suatu bank beserta jaringan onlinenya (Damsar, 2006). Jasa perbankan ini, memerlukan kehadiran, pengisian formulir dan tandatangan dalam menarik dan menyimpan uang.

Dalam masyarakat barat, misalnya Jerman dan Inggris, umumnya yang menggunakan jasa tabungan online ini adalah masyarakat kelas menengah ke bawah (Damsar, 2006). Dengan menggunakan tabungan ini, mereka bisa mengontrol pengeluaran uang lebih ketat dibandingkan dengan menggunakan jasa perbankan lainnya seperti ATM atau kartu kredit.

Di Indonesia, pemakai jasa tabungan online lebih banyak dimanfaatkan oleh mereka yang sering membutuhkan uang secara tiba-tiba atau sering berpergian. Selain pemakai perorangan, jasa ini juga banyak diminati oleh perusahaan swasta dan bendaharawan pemerintah yang mengatasnamakan kantor tempat kerja.

Bagi perorangan, selain kemudahan dalam mengambil uang di banyak tempat, juga, bunga yang ditawarkan umumnya relatif tinggi dibandingkan tabungan biasa dan bersifat harian. Pemakai jasa ini, dilihat dari struktur sosial, adalah mereka yang berada pada kelas menengah.

ATM, seperti juga tabungan online, bukan merupakan sarana pembayaran langsung, tetapi sebagai alat pengambilan uang tunai dari mesin secara otomatis, atau sebagai alat transfer pihak lain baik pada rekening bank yang sama atau antar-bank.

Seseorang dapat memanfaatkan tersebut apabila ia telah menjadi nasabah dari suatu bank yang mempunyai fasilitas ATM dan mempunyai kartu serta kata sandi yang diberikan oleh bank yang bersangkutan.

Fasilitas ini memudahkan bagi nasabah untuk melakukan pembayaran terhadap rekening sewa rumah, telepon, gas, listrik, air, suratkabar, dan sebagainya tanpa harus berhubungan langsung dengan perusahaan atau orang yang menyediakan barang atau jasa tersebut.

Dengan kata lain, fasilitas transfer ini telah menghemat waktu dan biaya nasabah dalam melakukan pembayaran.

Kartu Kredit

Kartu kredit merupakan produk perbankan yang dapat digunakan sebagai sarana pembayaran secara langsung atas barang atau jasa kepada pihak penyedia. Berbeda dengan kartu ATM, pemakai kartu kredit tidak perlu uang tunai dalam melakukan pembayaran, tetapi cukup memberikan kartu kredit ke kasir untuk direkam di mesin penghitung dan menandatangani kertas yang berisi jumlah transaksi.

Dengan kata lain, berbelanja tanpa membawa dan/atau menggunakan uang tunai. Selain itu, pemegang kartu kredit dapat berbelanja dengan “berutang” tanpa pengetahuan orang lain, kecuali pihak bank yang menjamin kartu kredit tersebut.

Batas pinjaman seseorang tergantung kepada penilaian bank terhadap kredibilitas yang dimiliki. Pemberian batas pinjaman yang berbeda pada setiap orang, secara sosiologis, bank melakukan klasifikasi secara sosial kepada setiap nasabah atas penghasilan yang dimilikinya.

Konsekuensi logis dari klasifikasi ini adalah kartu kredit bukan hanya sekadar alat yang memudahkan orang untuk berbelanja tanpa menggunakan uang tunai atau membeli sambil berutang tetapi ia telah menjadi simbol dari status sosial pemilik kartu kredit.

Pengenalan kartu kredit secara meluas dalam masyarakat telah menyebabkan pandangan masyarakat kelas menengah ke atas terhadap utang berubah. Utang tidak lagi dianggap sesuatu beban atau risiko, tetapi sebaliknya dipandang sebagai suatu kepercayaan yang diberikan pihak lain kepada pemegang kartu kredit.

Dalam kelompok sosial tertentu di Indonesia, berbelanja dengan uang tunai dipandang sebagai sesuatu yang dapat merendahkan status sosial, karena selain tidak mengikuti “kemajuan zaman” juga dianggap tidak memiliki “kredibilitas” untuk mempunyai kartu kredit sebagai suatu simbol dari status.

Cara pandang seperti ini, menyebabkan sebagian pemegang kartu kredit tidak bisa menahan keinginan untuk berbelanja (konsumerisme) dan akhirnya terjebak dalam kegiatan “gali lubang tutup lubang” untuk menutupi tagihan pihak bank atas dana yang dipakai beserta bunganya.

Kartu kredit memberikan keamanan, memudahkan dan menyamankan orang untuk melakukan mobilitas geografis. Orang tidak perlu lagi membawa uang dalam dompet atau koper jika ingin bepergian atau tidak perlu dibayangi oleh ketakutan terhadap pencopet.

Hampir di setiap toko, restoran, dan hotel di negara-negara industri maju menerima kartu kredit standar seperti Visa, Master, AT&T, dan lainnya.

Sedangkan di negara sedang berkembang, seperti Indonesia, pemakaian kartu kredit masih terbatas pada tempat-tempat tertentu. Jenis kartu standar yang disebut barusan memerlukan tanda tangan sebagai bukti dari penggunaan nasabah dalam melakukan pembelian.

Ada jenis kartu kredit yang tidak memerlukan tanda tangan seperti EC card, tetapi ia diganti dengan nomor rahasia (sandi) yang hanya diketahui oleh pemilik. Ketika melakukan transaksi si pemilik harus menekan nomor sandi yang dimiliki pada tut komputer khusus yang berhubungan langsung dengan mesin komputer dari penjual barang atau jasa.

Uang Elektronik

Uang elektronik merupakan pengembangan lanjut dari pemakaian kartu kredit. Berbeda dengan kartu kredit yang terlebih dahulu harus menandatangani struk pembelian atau menekan nomor sandi pada tut komputer, nasabah hanya menorehkan uang elektronik nya pada alat pembaca dan secara otomatis jumlah pembelian terhadap barang atau jasa mengalir ke dalam komputer kasir.

Uang elektronik ini pertama kali dipraktikkan oleh sekitar lebih kurang 10 ribu dari 190 ribu warga kota Swindon Inggris sejak Juli 1995. Para warga kota tersebut dapat membeli koran sampai naik bus atau membeli roti sampai main bowling tanpa menggunakan uang tunai.

Kelemahan uang jenis ini adalah apabila uang tersebut hilang maka jumlah nilai uang yang masih tersimpan dalam uang elektronis tersebut juga ikut hilang misalnya karena ikut dicopet atau tercecer. Namun di sisi lain, ia lebih praktis dibandingkan dari uang tunai atau jenis pengganti uang tunai lainnya.

Cybercash

Revolusi teknologi telah menghasilkan teknologi informatika massal dan murah yang mampu menembus batas ruang dan waktu, yaitu internet. Penemuan teknologi cyberspace yang bernama internet telah menciptakan dunia tanpa batas, karena apa yang terjadi di satu sisi dunia, seketika itu juga orang di lain sisi dunia tahu bahwa apa yang telah terjadi.

Suasana hidup seperti ini bagaikan hidup pada suatu kampung dalam masyarakat tradisional, semua orang tahu apa yang boleh dan dapat diketahui. Oleh karena itu masyarakat postmodern, hidup dalam kampung dunia.

Pada awalnya internet dipakai terbatas di kalangan ilmuwan untuk mengomunikasikan hasil penemuan atau penelitiannya kepada kolega di tempat lain. Setelah internet , baik piranti keras maupun lunak, diproduksi secara massal dan dipasarkan secara global maka internet bukan lagi hanya sebagai sarana komunikasi para ilmuan tetapi telah menjadi sarana komunikasi masyarakat global dengan berbagai lapisan sosial dan kepentingannya. Internet telah dipakai untuk mengomunikasikan hampir segala aspek kehidupan: agama, sosial, budaya, politik, ilmu pengetahuan, olah raga, ekonomi, dan sebagainya.

Dalam bidang ekonomi, internet telah menjadi cybermarket. Melalui internet, pasar dapat hadir dalam ruang rumah atau kantor. Seseorang dapat “mengunjungi” pasar dimana saja belahan dunia tanpa harus hadir secara fisik disana.

Untuk mengimbangi perkembangan cybermarket, seperti yang juga telah dibahas pada bagian sebelumnya, dunia perbankan menyediakan produk baru yang bernama cybercash. Melalui produk ini, pemakai jasa perbankan tidak lagi dibutuhkan kehadirannya di tempat transaksi.

Seseorang cukup mengetik kata dan/atau sandi pengguna cybercash yang dimiliki pada tut komputer yang berhubungan langsung dengan internet. Misalnya jika telah disepakati semua hal yang berkaitan dengan transaksi, pembeli akan menulis nilai transaksi ke tut komputer dan seketika itu pula transaksi berjalan melalui bank yang telah menjadi langganan antara dua pelaku transaksi tersebut.

Juga telah disebut sebelumnya, transaksi dilakukan seketika dan mengurangi permasalahan yang berkaitan dengan pengiriman uang melalui media transfer perbankan yang telah ada. Selain dengan cybercash, pembeli dapat menggunakan Ecash dalam melakkukan transaksi.

E-cash menggunakan konsep virtual currency (mata uang maya) berbasis koin yang diterbitkan oleh bank digital yang menjadi mitra usaha. Bank bertanggung jawab untuk memeriksa kebenaran uang digital yang digunakan.

Kecuali tabungan online, pada masyarakat postmodern orang melakukan transaksi tidak lagi menggunakan uang tunai memerlukan kehadiran aktor dalam melakukan transaksi, tetapi ia diganti oleh angka-angka yang ditransfer lewat komputer dari dan ke rekening masing-masing pelaku transaksi.

Demikian Uang dalam Masyarakat Postmodern, semoga bermanfaat.

Terkait:

Bagikan yuk!
Posted in Course